Waspada Kerusakan Mata Bisa Dipicu Kondisi Mata Kering

0
35

<p>Dry eye atau mata kering merupakan kondisi mata yang tidak nyaman, mengganjal, sering merah, berair, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket, serta gatal.</p>

<p>Penyembuhan dengan obat dalam beberapa waktu tertentu, bisa saja menimbulkan gejala yang sama di kemudian hari.</p>

<p>&quot;Banyak yang menyepelekan penyakit mata kering atau <em>dry</em> <em>eye</em>. Bukan hanya prevalensinya termasuk tinggi, tetapi juga karena penderitanya tidak mengalami gejala yang mengganggu secara signifikan,&quot; jelas Dokter Spesialis Mata dan Ketua Contact Lens Service Jakarta Eye Hospitals and Clinics (JEC) Tri Rahayu dalam keterangannya, Selasa (18/7).</p>

<p>Tri melanjutkan, mata kering yang tak tertangani dengan baik mengakibatkan penurunan kualitas hidup lantaran penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan optimal, dan menjadi bergantung pada obat-obatan.</p>

<p>Bahkan, jika dibiarkan bisa merusak permukaan mata akibat peradangan atau infeksi. Kerusakannya bisa tergolong ringan sampai berat, dan berlangsung temporer maupun permanen.</p>

<p>&quot;Bersifat multifaktorial, <em>dry</em> <em>eye</em> ini penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, disertai berbagai gejala,&quot; ujar Tri.</p>

<p>Menurut Tri,&nbsp;adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.</p>

<p>Sementara, prevalensi mata kering di Indonesia berada pada rentang 27,5 persen hingga 30,6 persen. Diperkirakan rasio tersebut bisa terus bertambah.</p>

<p>Lebih-lebih mendapati bahwa <em>screen</em> <em>time</em> orang Indonesia 7 jam 42 menit per hari, lebih tinggi dari rata-rata global (6 jam 37 menit). Padahal, terlalu lama menatap layar elektronik merupakan salah satu penyebab utama mata kering.</p>

<p>Tri mengatakan, timbulnya gejala saja tidak cukup dalam menilai seseorang terkena <em>dry</em> <em>eye</em> atau tidak. Berdasarkan temuan kami di JEC, hanya 60 persen pasien <em>dry</em> <em>eye</em> yang memiliki gejala.</p>

<p>&quot;Artinya, lebih dari sepertiga pasien tidak bergejala dan tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami dry eye, yaitu sekitar 37 persen,&rdquo; lanjut Tri.</p>

<p>Dari sisi faktor risiko, beberapa golongan meningkatkan potensi terserang <em>dry</em> <em>eye</em>. Mereka yang berusia 50 tahun ke atas, khususnya pascamenapause, penggunaan lensa kontak, polusi, udara, deby, terkena asap rokok hingga terlalu lama menatap layar gawai.</p>

<p>Bahkan, mata kering juga juga bisa menyerang bagi mereka yang memiliki riwayat operasi atau penyakit mata lain, penggunaan obat untuk penyakit tertentu, hingga penderita penyakit metabolisme seperti diabetes melitus.</p>

<p>&quot;Sebagai gangguan mata kronis, <em>dry</em> <em>eye</em> membutuhkan penanganan jangka panjang. Terapinya pun sangat bervariasi tergantung keluhan, mekanisme penyebab, dan derajat <em>dry</em> <em>eye</em> yang dialami penderita,&quot; tambah Dokter Spesialis Mata dan Ketua Dry Eye Service JEC Nina Asrini Noor.</p>

<p>Sekadar informasi, pasien dry eye di JEC melonjak 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Empat tahun terakhir, JEC menangani&nbsp;lebih dari empat ribu pasien gangguan mata kering.&nbsp;</p>

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here